Syamsuddin Simmau
Ada dua model penyelesaian konflik
yang akhir-akhir ini sering dilakukan dalam menangani konflik. Model pertama
dikenal dengan model managemen konflik
dan model kedua disebut resolusi konflik.
Managemen konflik menurut Robinson dan Clifford dalam Liliweri (2009)
adalah tindakan konsruktif yang direncanakan, diorganisasikan, digerakkan dan
dievaluasi secara teratur atas semua usaha demi mengakhiri suatu konflik.
Managemen konflik harus dilakukan sejak dini, ketika konflik sudah mulai
tumbuh. Ada beberapa hal yang tercakup dalam managemen konflik, yaitu;
a.
Pengakuan
bahwa selalu ada konflik dalam setiap masyarakat.
b.
Analisis
situasi yang menyertai konflik.
c.
Analisis
perilaku semua pihak yang terlibat.
d.
Tentukan
pendekatan konflik yang dapat dijadikan model penyelesaian
e.
Fasilitasi
komunikasi, membuka semua jalur komunikasi baik langsung maupun tidak langsung,
diskusi dan dialog dalam rangka mendengarkan.
f.
Negosiasi
sebagai teknik untuk melakukan perundingan dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik.
g.
Rumuskan
beberapa anjuran, tekanan dan konfirmasi bagi kelestarian relasi selanjutnya.
h.
Hiduplah
dengan konflik karena konflik tidak dapat dihilangkan, hanya dapat ditekan atau
ditunda kekerasannya.
Model penyelesaian konflik selanjutnya
adalah resolusi konflik. Menurut Morton dalam Liliewri (2009), resolusi konflik
adalah sekumpulan teori dan penyelidikan yang bersifat eksperimental dalam
memahami sifat-sifat konflik, meneliti strategi terjadinya konflik, kemudian
membuat resolusi terhadap konflik. Pada resolusi konflik, semua peserta diberi
keterampilan dan kemampuan untuk menjadi negosiator atau mediator konflik. Ada
beberapa materi penting yang patut diperhatikan dalam memberikan keterampilan
atau kemampuan berdiskusi dan berdialog kepada peserta, yaitu:
a.
Keterampilan
berkomunikasi.
b.
Keterampilan
mendengarkan secara efektif.
c.
Keterampilan
menggali kebutuhan yang menjadi sumber konflik.
d.
Kemampuan
untuk mempertemukan dua pihak.
e.
Kemampuan
untuk menekan timbulnya masalah dua pihak.
Selain itu perlu pula diberikan
tentang teladan pemecahan masalah, sebagai berikut:
a.
Hadapi
masalah, bukan orang.
b.
Jelaskan
apa yang dilihat, bagaimana pendapat Anda, dan bagaimana reaksi Anda terhadap
orang atau situasi yang dilihat.
c.
Rumuskan
apa yang dilihat itu secara verbal.
d.
Mengerti
benar perasaan dan perilaku Anda.
e.
Beralih
dari pembenaran ke pemecahan.
f.
Melihat
ke depan karena di sana ada peluang dan harapan.
g.
Analisis
situasi dan tekanan pandangan Anda dari dua sisi.
h.
Identifikasi
butir-butir tertentu dimana Anda dapat melakukan kompromi.
i.
Terbukalah
pada setiap hasil yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar