Sabtu, 30 Mei 2015

RUMAH TANGGA

Pada tulisan lain di blog ini telah disebutkan bahwa menurut Henslin (2006:116) rumah tangga (household) adalah semua orang yang menghuni satuan hunian yang sama—sebuah rumah, apartemen atau tempat hunian lainnya.
Sejalan dengan Henslin, Abbott & Wallace (1997,137) mengatakan:
 “Consequently we need to distinguish ‘the family’—a group relatives – from ‘the household’—a technical term used to describe all the people living in one home who may or not

Kamis, 28 Mei 2015

BENTUK KELUARGA

Menurut Henslin (2006:116) ada beberapa bentuk keluarga, yaitu:
a)  Keluarga batih (nuclear family), yang terdiri atas suami, isteri dan anak-anak.
b)  Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga yang tidak hanya terdiri atas suami, isteri dan anak-anak tapi juga termasuk kakek, nenek, bibi, paman dan saudara sepupu.
c)  Keluaga orientasi (orientation family) yaitu keluarga dimana individu tumbuh dan berkembang.
d)  Keluarga prokreasis (procreation family), yaitu keluarga yang terbentuk jika suatu pasangan memperoleh anak perta

Senin, 25 Mei 2015

KURRU' SUMANGE'

"KURRU' SUMANGE'", kata ini merupakan kata Bahasa Bugis, Toraja, Mandar, Makassar dan suku lainnya di Sulawesi Selatan. Kata ini familiar dalam khasanah budaya masyarakat di daerah ini. Menurut Guru Saya" M.Alwy Rachman, arti kata ini adalah BANGKITLAH WAHAI SANG JIWA. Beliau menyampaikan ini kepada saya dan para hadirin, pada sebuah kuliah umum (seminar) yang dilaksanakan Fakultas Psikologi UNHAS tahun 2014 lalu.Pada saat itu, beliau dan guru saya lainnya Arlina Gunarya, menganugrahi saya kepercayaan untuk berbicara dalam seminar tersebut bersama beberapa narasumber lainnya.Kata ini kemudian saya selalu verbalkan sebagai ekspresi penghormatan saya yang tinggi. Meski demikian, tentulah ada perbedaan dialek seperti" kurre' sumanga' di Toraja dan lain-lain. KURRU' SUMANGE', para Guru.

Selasa, 19 Mei 2015

KELUARGA DAN MASYARAKAT

Syamsuddin Simmau
Pendapat Henslin (2006:116), sebagaimana telah dijelaskan juga pada bab terdahulu bahwa keluarga (family) terdiri atas individu-individu yang menganggap bahwa mereka memiliki hubungan darah, pernihakan atau adopsi. Di negara-negara barat batas-batas antara rumah tangga dan keluarga tidak jelas karena mereka menganggap bahwa keluarga terdiri dari seorang suami, istri dan anak-anak. Tapi kenyataannya, ada juga rumah tangga yang hidup serumah dengan mertua atau orang tua mereka. Karena itu, keluarga dan rumah tangga bagi Henslin tidak terlalu dikotomikan.

Senin, 18 Mei 2015

MODEL PENYELESAIAN KONFLIK

Syamsuddin Simmau

Ada dua model penyelesaian konflik yang akhir-akhir ini sering dilakukan dalam menangani konflik. Model pertama dikenal dengan model managemen konflik dan model kedua disebut resolusi konflik. Managemen konflik menurut Robinson dan Clifford dalam Liliweri (2009) adalah tindakan konsruktif yang direncanakan, diorganisasikan, digerakkan dan dievaluasi secara teratur atas semua usaha demi mengakhiri suatu konflik. Managemen konflik harus dilakukan sejak dini, ketika konflik sudah mulai tumbuh. Ada beberapa hal yang tercakup dalam managemen konflik, yaitu;

Minggu, 17 Mei 2015

JENIS DAN TIPE KONFLIK

Syamsuddin Simmau

Menurut Susan (2010), jenis dan tipe konflik dapat dibagi dalam empat kondisi, yaitu; konfisi tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka dan konflik permukaan. Kondisi tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif stabil dan hubungan-hubungan antar kelompok  bisa saling memenuhi dan damai. Meski demikian, tidak berarti bahwa dalam kondisi ini tidak ada potensi konflik. Potensi konflik tetap ada. Hanya saja kemungkinan besar masyarakat dapat mengelola potensi konflik yang ada sehingga tidak terkadi konflik. Kondisi tanpa konflik ini bisa jadi disebabkan oleh struktus sosial yang bersifat mencegah konflik atau ada pula potensi budaya yang mendorong pernyatuaan dan harmonisasi dalam masyakat.

Sabtu, 16 Mei 2015

PEMETAAN KONFLIK

Pemetaan konflik merupakan hal yang sangat penting dalam upaya penyelesaian konflik. Ada beberapa pendapat ahli terkait pemetaan konflik seperti Fisher (2001), Miall, Romsbotham dan Wood (2003), Coser (1957), wehr dan Bartos (2003) dan Amr Abdalla (2002), seperti yang dikutip Susan (2009).

Senin, 11 Mei 2015

KONDISI YANG DAPAT MENDORONG TERJADINYA KONFLIK

Menurut Dahrendorf dalam Liliweri (2009) ada beberapa suasana yang dapat mendorong terjadinya konflik, yaitu:
a.   Ada sejumlah individu atau kelompok yang merasa dipisahkan, dibedakan, dianaktirikan, dari suasana kesamaan pada semua level. Sebagai contoh dalam organisasi, orang-orang yang merasa dipisahkan tersebut akan membuat kelompok sendiri yang tidak terikat pada organisasi, namun secara individual maupun kelompok, mereka terikat dengan sesama baik dalam organisasi maupun di luar organisasi. Ikatan tersebut berbentuk ikatan sukarela, agama, keluarga, komunitas, bangsa atau menurut bentuk perkumpulan lain.
b.   Tidak ada interaksi antar anggota kelompok.
c.   Ada perbedaan posisi dan peran para anggota kelompok, apalagi jika semakin diperparah dengan adanya hirarki relasi.
d.   Ada kelangkaan kebutuhan dan keinginan terhadap sumber daya, yang membuat banyak orang merasa tidak puas atas ketidakadilan distribusi sumber daya tersebut.    
Selain itu, terjadinya konflik dapat pula disebabkan oleh beberapa pemicu, seperti; perbedaan nilai, kesalahan komunikasi, kepemimpinan, ketidaksesuaian peran, rendahnya produktifitas, perubahan keseimbangan, dan konflik yang berlum terselesaikan.

Sabtu, 09 Mei 2015

KONFLIK SOSIAL

Setelah melakukan determinasi mengenai konflik maka kita perlu mempertajam diskursus pada terma konflik sosial. Kementrian Sosial RI (2013) mendeskripisikan bahwa konflik sosial telah ditegaskan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2012 yang mencantumkan bahwa konflik sosial adalah perseteruan dan atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan terjadinya ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasiona. Dalam kaitan ini, ada beberapa kategori seperti; konflik keagamaan, konflik politik, konflik sumber daya alam, konflik sumber daya ekonomi, konflik komunal, konflik teritorial, konflik kelas, konflik horizontal, konflik vertikal, dan konflik antar aparat.

KONFLIK

Banyak pendapat para ahli mengenai konflik, sebut saja Pruitt dan Rubin (2009) yang meminjam definisi konflik menurut kamus Webster dimana konflik diartikan sebagai perkelahian, peperangan atau perjuangan yang kesemuanya itu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak.