Pemberdayaan
masyarakat hendaknya tidak lagi mengacu pada paradigma bahwa ada kondisi
masyarakat yang tidak berdaya sementara pada sisi lain ada sekelompok orang
yang “merasa” telah berdaya dan karenanya mampu melakukan pemeberdayaan.
Pembedayaan model ini jelas menempatkan kelompok masyarakat yang tidak berdaya
sebagai masyarakat yang tersubordinasi, dan oleh karenanya mereka akan
mengikuti desain pemberdayaan menurut “kelompok pembedaya”. Pembedayaan yang
menggunakan paradigma ini merupakan paradigma “pembangunanisme” atau developmentalisme yang terbukti sampai
saat ini, pada banyak kasus, belum mampu membawa masyarakat “kurang berdaya”
menjadi masyarakat berdaya.
Oleh karena
itu, paradigma hendanya diubah menjadi paradigma co-evolusif yang mengandung makna sebagai pembedayaan bersama
menuju perubahan bersama. Pada gejala ini, baik “pembedaya” maupun “yang
diberdayakan” sama-sama melakukan proses pembelajaran untuk mencapai
keberdayaan bersama. Prinsip ini jelas mengacu pada prinsip “humanitas” untuk
semua. Dengan demikian, aspek dan potensi lokal sangat dihargai, bahkan mejadi
energi utama, untuk melakukan perubahan yang lebih baik seiring dengan
nilai-nilai global yang relevan dengan aspek dan nilai-nilai lokal tersebut. Hal
ini sejalan dengan pandangan Ife dan Toseriero (2008) yang mengemukakan prinsip-prinsip
dasar pengembangan masyarakat, sebagai berikut:
1.
Ide
dan pengalaman masyarakat sangat penting untuk mencapai kemanusiaan mereka
secara penuh.
2.
Prinsip-prinsip
kelangsungan ekologis, holisme, keseimbangan dan lainnya.
3.
Prinsip-prinsip
keadilan sosial dan hak azazi manusia termasuk analisis penindasasn (kelas,
gender, ras/suku, dan lainnya)
4.
Prinsip-prinisp
perubahan dari bawah, menghargai pengetahuan dan keterampilan lokal.
5.
Sentralitas
partisipasi warga.
6.
Prinsip-prinsip
integritas proses, peningkatan kesadaran, pemberdayaan, kesadaran dan lainnya.
Prinsip-prinsip
umum di atas berlaku untuk semua pengembangan masyarakat, dalam konteks apapun.
Bahkan, Camfens (1997) dan Kenny (1999) menegaskan pentingnya kontektualisasi
prinsip-prinsip tersebut secara berbeda-beda di lokasi-lokasi yang berbeda pula.
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman masyarakat merupakan hal yang paling
penting di wilayah manapun (Ife dan Toseriero, 2008).
Pada paradigma
perubahan bersama menuju keberdayaan bersama merupakan landasan fundamental
paradigma pemberdayaan partisipatif atau pemberdayaan yang mendorong perubahan
dari bawah. Karena itu, telah menjadi keniscayaan bahwa prinsip-prinsip
perubahan dari bawah berpusat pada gagasan tentang penghargaan lokal, dan bukan
mengistimewakan pengatahuan, keterampilan, proses dan sumber daya yang
dipaksakan terhadap masyarakat dari atas.
Eksistensi
lokalitas dapat dilihat secara prinsipil pada model perubahan dari bawah. Dengan
demikian, ada beberapa poin mendasar yang patut mendapat apresiasi dalam
melakukan pengembangan masyarakat menurut Ife dan Toseriero (2008), yaitu:
1.
Menghargai
pengetahuan lokal;
2.
Menghargai
budaya lokal;
3.
Menghargai
sumber daya lokal;
4.
Menghargai
keterampilan masyarakat lokal;
5.
Menghargai
proses lokal;
6.
Menghargai
partisipasi masyarakat (termasuk gender).
Dengan demikian,
jelaslah bahwa pemberdayaan masyarakat menuju keberdayaan yang hakiki harus
mengedepankan sinkronistas atas nilai lokal dan global, kebutuhan masyarakat
lokal dan global, serta akses dan pemanfaat sumberdaya lokal untuk masyakat
lokal dan mayarakat global. Sehingga lokalitas dan globalitas bukan lagi dua
hal yang harus dikotomisasi karena lokalitas dan globalitas sesungguhnya dua
sisi mata uang “materil” yang tak dapat dipisahkan. Jika tidak demikian, maka
globalitas akan menghegemoni lokalitas yang pada gilirannya hanya akan
menggiring masyarakat lokal pada kondisi “dehumanisasi”. Daftar Pustaka
Ife,Jim & Tesoriero, Frank. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community Development. Terjemahan oleh Sastrawan Manullang dkk. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar