Minggu, 14 Juni 2015

KELUARGA SEHAT


Syamsuddin Simmau

Selain keluarga bahagia yang ideal sebagaimana dibahas dalam pembahasan di atas, juga dikenal istilah keluarga sehat. Isitilah ini datang dari Fred P. Piercy, seorang sosiolog dari Purdue University. Piercy (1989: 1-7) yang juga pernah melakukan studi terhadap keluarga di Indonesia mengemukakan beberapa elemen keluarga sehat, yaitu:

1)   Affective Status (Status Kebersamaan)
Setiap keluarga sehat senantiasa dalam keadaan hangat, menyenangkan dan saling menjaga ketentraman. Anggota-anggota keluarga berusaha untuk saling mengerti. Sehingga, siapapun akan merasa nyaman menjadi anggota keluarga ini.
2)  Communication (Komunikasi)
Anggota keluarga saling berkomunkasi secara spontan dan natural, dan saling memperjelas komunikasi satu sama lain. dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga saling memberi kesempatan untuk mendengarkan dan didengarkan.
3)    Boundaries (Keterikatan)
Setiap anggota keluarga merasakan bahwa mereka saling berhubungan satu dengan lainnya. Mereka memahami dan menghargai identitas masing-masing anggota keluarga sebagai bahagian dari tradisi.  Masing-masing anggota keluarga merasa nyaman dengan keberadaan keluarga itu, demikian pula halnya dengan anggota-anggota keluarga lainnya sebagai unit keluarga memiliki perasaan yang sama. Pengertian ini juga bermakna bahwa peran dan posisi orang tua ditempatkan sebagaimana mestinya, demikian pula orang tua dan anak-anak saling memahami dan menghormati peran masing-masing.
4)    Alliances (Aliansi)
Aliansi merupakan hubungan antara anggota-anggota keluarga. Ayah dan ibu pada keluarga sehat di Barat senantiasa dalam suasana hangat, supportif, bersifat mengasihi dan mampu bekerja bersama dengan baik. Mereka juga saling melakukan pengasuhan dan keduanya menikmati hal tersebut. Orang tua dalam keluarga ini sangat memperdulikan pengasuhan dan tumbuh kembang anak-anak mereka.
5)    Adaptability and Stability (Adaptabilitas dan Stabilitas)
Tantangan suatu keluarga adalah memenuhi anggota keluarga satu dengan lainnya menurut kebutuhan khusus mereka masing-masing. Dalam hal ini setiap anggota keluarga mampu melakukan adaptasi terhadap anggota lainnya. Sementara stabilitas bermakna bahwa keluarga adalah kelompok yang terus berkembang dan maju sehingga setiap anggota keluarga berkomitmen untuk berkembang dan maju bersama.
6)    Family Competence (Kompetensi Keluarga)
Keluarga sehat memiliki kompetensi keluarga berupa kemampuan untuk memelihara, mendidik dan melakukan sosialisasikan anggota-anggota keluarga.
7)    Cohesion (Kohesi atau Keberpaduan). 
Pengertian ini agak mirip dengan kondisi kebersamaan atas dasar kasih sayang. Inilah yang menjadi tingkat dimana keluarga merasa saling dekat satu dengan lainnya dalam kondisi yang wajar. Bahwa kedekatan dan kejauhan anggota keluarga yang berlebihan dinilai tidak baik. Jika seorang istri atau anak-anak melarang ayah mereka pergi bekerja karena alasan kejauhan maka hal ini juga tidak benar. Atau dalam kondisi lain, anak-anak tidak pernah meninggalkan rumah karena alasan kedekatan. Artinya, setiap anggota keluarga harus memahami batas-batas kewajaran yang dekat dan jauh dari keluarga.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar