Syamsuddin Simmau
Selain
keluarga bahagia yang ideal sebagaimana dibahas dalam pembahasan di atas, juga
dikenal istilah keluarga sehat.
Isitilah ini datang dari Fred P. Piercy, seorang sosiolog dari Purdue
University. Piercy (1989: 1-7) yang juga pernah melakukan studi terhadap
keluarga di Indonesia mengemukakan beberapa elemen keluarga sehat, yaitu:
1) Affective Status
(Status Kebersamaan)
Setiap keluarga sehat senantiasa dalam
keadaan hangat, menyenangkan dan saling menjaga ketentraman. Anggota-anggota
keluarga berusaha untuk saling mengerti. Sehingga, siapapun akan merasa nyaman
menjadi anggota keluarga ini.
2) Communication (Komunikasi)
Anggota keluarga saling berkomunkasi
secara spontan dan natural, dan saling memperjelas komunikasi satu sama lain.
dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga saling memberi kesempatan untuk
mendengarkan dan didengarkan.
3) Boundaries (Keterikatan)
Setiap anggota keluarga merasakan bahwa
mereka saling berhubungan satu dengan lainnya. Mereka memahami dan menghargai
identitas masing-masing anggota keluarga sebagai bahagian dari tradisi. Masing-masing anggota keluarga merasa nyaman
dengan keberadaan keluarga itu, demikian pula halnya dengan anggota-anggota
keluarga lainnya sebagai unit keluarga memiliki perasaan yang sama. Pengertian
ini juga bermakna bahwa peran dan posisi orang tua ditempatkan sebagaimana
mestinya, demikian pula orang tua dan anak-anak saling memahami dan menghormati
peran masing-masing.
4) Alliances (Aliansi)
Aliansi merupakan hubungan antara
anggota-anggota keluarga. Ayah dan ibu pada keluarga sehat di Barat senantiasa
dalam suasana hangat, supportif, bersifat mengasihi dan mampu bekerja bersama
dengan baik. Mereka juga saling melakukan pengasuhan dan keduanya menikmati hal
tersebut. Orang tua dalam keluarga ini sangat memperdulikan pengasuhan dan
tumbuh kembang anak-anak mereka.
5) Adaptability and Stability (Adaptabilitas
dan Stabilitas)
Tantangan suatu keluarga adalah memenuhi
anggota keluarga satu dengan lainnya menurut kebutuhan khusus mereka
masing-masing. Dalam hal ini setiap anggota keluarga mampu melakukan adaptasi
terhadap anggota lainnya. Sementara stabilitas bermakna bahwa keluarga adalah
kelompok yang terus berkembang dan maju sehingga setiap anggota keluarga
berkomitmen untuk berkembang dan maju bersama.
6) Family Competence (Kompetensi
Keluarga)
Keluarga sehat memiliki kompetensi
keluarga berupa kemampuan untuk memelihara, mendidik dan melakukan sosialisasikan
anggota-anggota keluarga.
7) Cohesion (Kohesi
atau Keberpaduan).
Pengertian ini agak mirip dengan kondisi
kebersamaan atas dasar kasih sayang. Inilah yang menjadi tingkat dimana
keluarga merasa saling dekat satu dengan lainnya dalam kondisi yang wajar.
Bahwa kedekatan dan kejauhan anggota keluarga yang berlebihan dinilai tidak
baik. Jika seorang istri atau anak-anak melarang ayah mereka pergi bekerja
karena alasan kejauhan maka hal ini juga tidak benar. Atau dalam kondisi lain,
anak-anak tidak pernah meninggalkan rumah karena alasan kedekatan. Artinya,
setiap anggota keluarga harus memahami batas-batas kewajaran yang dekat dan
jauh dari keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar